Posts from the ‘Berita’ Category

Pengusaha yang Peduli dengan Olahraga

Banyak kalangan politik dari berbagai Partai yang ada di Negeri ini melirik, bahkan mengajak lelaki yang satu ini untuk bergabung ke dalam kepengurusan Partai. Bahkan pula iming-iming mau dijadikan anggota dewan pun juga pernah mereka lontarkan, tetapi semua tawaran tersebut ditolaknya. Namanya Eddy Hoo (41), Lelaki keturunan China ini yang tinggal di Dukuh Ngeluk, Desa Panjunan, Kecamatan Pati Kota yang memiliki usaha konveksi kaos yang diberi nama “PRIAMOR”. Meskipun keturunan China, tapi sifat ke-Jawa-annya sangat kental sekali melekat pada lelaki satu ini. Eddy Hoo, selain jadi pengusaha juga dikenal masyarakat karena Pedulinya terhadap dunia olahraga di Pati. Salah satu contoh adalah Persatuan Sepak bola Pati “PERSIPA” pada tahun 2007, kesuksesan Persipa lolos pada Divisi III Zona Jawa kemarin, bahkan rencana Persipa akan maju ke Divisi II akan datang juga merupakan campur tangan Eddy Hoo. Jabatan bukan suatu tolak ukur oleh Eddy Hoo, tetapi kesuksesannya menjadi pengusaha yang berhasil dan mau sedikit menyumbangkan dana untuk mengangkat olahraga di Negeri ini, khususnya di wilayah Pati. Dengan maksud supaya atlet-atlet yang ada bisa berhasil untuk maju ke event-event tingkat Provinsi, Nasional, bahkan harapannya ke tingkat Internasional. Jadi, harapan Eddy Hoo di Pati ini banyak pengusaha besar yang berhasil, “Saya berharap dan mengajak mereka untuk ikut serta peduli terhadap olahraga, dengan menyumbangkan pikiran dan menyisihkan sedikit penghasilannya untuk perkembangan olahraga di Pati, supaya atlet-atlet di Pati terbina dan bisa mengangkat serta mengharumkan nama Pati,” katanya. “Tanpa dukungan serta kerjasamanya para pengusaha, mana mungkin olahraga bisa maju. Kalau Cuma mengandalkan dana anggaran dari Pemkab, saya rasa tidak mungkin olahraga khususnya sepak bola bisa maju ke tingkat Nasional,” jelasnya lagi.

Nasib Para Siswi Sekolah Islam di Inggris

Para pendidik Muslim di Inggris prihatin terhadap penutupan sekolah-sekolah Islam yang menyebabkan tidak ada pilihan bagi orang tua Muslim selain mengirim anak-anak mereka sekolah ke luar negeri dengan biaya pendidikan dan kualitas yang rendah.

“Hal ini sangat menyedihkan karena mereka tidak akan mendapatkan kualitas pendidikan yang sama dan hanya beberapa diantara mereka mengakhirinya dengan menikah dan tidak menyelesaikan studi mereka sama sekali,” kata Hojjat Ramzy, kepala sekolah pada Iqra Girls ‘School di Oxford, salah satu sekolah swasta Islam yang akan menghadapi penutupan.

Banyak orang tua Muslim cenderung untuk mengirim anak-anak mereka ke Pakistan dan Bangladesh untuk menyelesaikan studi mereka.

“Saya suka di sini, saya bisa belajar tentang agama saya dan saya dapat berbicara secara terbuka tentang hal itu, “kata Zainab Rahman, siswa kelas tujuh di Iqra Girls ‘School.

“Tapi jika sekolah ini harus ditutup, saya tidak punya tempat untuk pergi sekolah,” katanya sambil mengekspresikan rasa takut bahwa orangtuanya akan mengirimnya ke Pakistan untuk belajar dan tinggal bersama keluarganya di sana.

Teman baiknya di kelas telah dikirim ke Pakistan bulan lalu karena orangtuanya tidak mampu membayar biaya sekolah.

“Dia benar-benar tidak punya pilihan lain dan harus pergi ke luar negeri,” kata Rahman.

“Saya telah kehilangan kontak dengan dia sejak itu.”

Seorang juru bicara Departemen untuk Anak-anak, Sekolah dan Keluarga mengatakan bahwa sekolah-sekolah Muslim telah gagal untuk dapat bergabung ke sektor negara agar mendapatkan semua biaya operasional dari pemerintah.

Namun pejabat sekolah melihat pilihan tersebut tidak bisa dijalankan karena hanya akan memberi pemerintah pengaruh lebih besar terhadap bagaimana sekolah dikelola.

“Mereka ingin tetap mandiri dan sehingga mereka harus mencoba untuk bertahan hidup dengan diri mereka sendiri,” kata Mukadhum.

“Kalau mereka tidak mampu melakukannya itu berarti kehilangan besar bagi semua orang tua, guru dan siswa yang terlibat.

Makam Peradaban Zaman Batu di Temukan di Blora Jawa Tengah

Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), menemukan kuburan batu yang ditengarai sebagai peninggalan peradaban zaman batu (megalitikum) di Kecamatan Jiken. Sedikitnya 11 makam batu ditemukan di wilayah Gunung Plontang tersebut. Makam itu ditemukan di pegunungan Kendeng Utara di desa Bleboh Kecamatan Jiken, tepatnya di petak 5023 Kesatuan Resor Pemangkuan Hutan (KRPH) Bleboh, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Nanas, wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Cepu.

Petugas juga masih melakukan pencarian makam-makam yang lain, karena terindikasi di tempat tersebut dahulu sebuah kompleks sehinga masih dimungkinkan ada makam lainnya.

Di titik pertama penemuan, pada ketinggian 359 meter dari permukaan laut ada enam makam dan pada jarak 500 meter di lokasi yang sama ditemukan lima makam lagi dengan kondisi sudah tidak terawat dan tertimbun tanah.

Salah satu makam dari sebelas makam batu yang ditemukan tersebut masih terlihat utuh.

Beberapa negara sudah menemukan jejak peradaban zaman batu seperti di Prancis detemukan pada 5.800 SM, Swedia 3.300 SM, Portugal 4.500 SM, Afrika 200 SM, India 800 SM.

Sementara di Indonesia, beberapa peninggalan megalitikum baru memberikan bukti keberadaannya awal Masehi hingga abad ke-17.

Penemuan makam peradaban jaman batu tersebut, merupakan warisan budaya nenek moyang masyarakat Blora, sekaligus sebagai warisan budaya nasional.

Dan mengharapkan, setelah dilakukan pengkajian, wilayah tersebut akan ditata menjadi kawasan cagar budaya, sebab daerah ini dikenal sebagai kawasan nilai budaya dan tempat peninggalan kuno yang nantinya bisa menjadi daya tarik wisata sejarah.